2018 / 2019

Halloowww ..

Pengyoumen, sudah menyongsong hari baru di tahun yang baru? Tanggal-tanggal muda nih, tumben udah bikin postingan. wkwkwkwk Tahun 2018 kemarin, saat dimana aku berumur 22 aku sungguh mendapatkan banyak sekali pelajaran. Pelajaran tentang menerima kesalahan, kegagalan, dan apapun itu yang terlihat tidak semestinya. Selain itu juga, hampir setiap minggu aku sempatkan buat baca artikel atau video youtube tentang self-love. Tahun kemarin juga aku sering banget hidup tanpa kuota. Pernah seminggu lebih hanya punya kuota malam (01-06). Pulsa pun gak punya. Pernah gak punya kuota sama sekali selama hampir 3 hari. Setiap kali orang nanya, kenapa gak punya kuota? Aku bilang kuota siangnya udah abis hahahaaa. Ya emang, karena aku nonton youtube terus-terusan. Mencari penghiburan diri, karena mantan gebetan upload bareng pacar baru mulu. wwkkwkwkkk

Hahahaaaaaa ngenes amat. Kenapa gak beli kuota lagi aja? Selain meminimalisir pengeluaran, ada alasan lain kenapa aku memilih hidup dengan kuota malam. Dengan sedikitnya kuota, aku bisa menghidar sejenak dari “Racun Media Sosial.” Yaps.

“Ihh, orang mah meet up terus, apalah daya aku di Yogyakarta temen di Jabodetabek.”

“Waaaah, orang mah jalan-jalan mulu, aku juga jalan setiap hari dari kost ke Berlico.” wkwkwwkk

Ada sensasi tersendiri, ketika berhasil menyiksa diri untuk tidak membuka Istagram, Facebook, Youtube, dan Whatsapp selama 18 jam lebih setiap harinya. Anugerah sebagai jomblo, gak bakal ada yang marah kalau gak bales WA secepat kilat. Tidak dipungkiri, pasti ada pikiran “Apa aku beli kuota lagi aja ya? Siapa tahu akun lambe ada berita baru. Hahahaaaa.” “Argh, aku tak ingin seperti orang utan yang tidak tahu apa-apa. Kudet.” Hari-hari pertama memang seperti itu. Sudah hari ke lima, enam. Mulai terbiasa, dan bodo amat dengan si A makan enak – si B bajunya baru – si C pergi ke kondangan. Aku sudah belajar Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat dari Mark Manson.

Sekarang ketika aku punya kuota, aku mencoba untuk menggunakan social media dengan seperlunya. Doain ya biar lancar. wkwkwk

Sebuah anugerah lainnya di tahun 2018 adalah aku akhirnya bisa ke Bogor lagi. Heh @npajar, @rejahdi inget pas dikereta: “Nanti ditulis di blog coba.” “Engga akh, buat apa.” “Akh, Harus.” wkwkwkwwk nih, aku kabulin yawww. Aku promosiin akun IG sekaligus nih. Kurang baik apa coba aku ni. Hahahaaaa tapi kalian juga baik kok . wkkwkk

Berawal dari momen Mozaik bukber. Asli aku pengen banget ikutaaaaan. Terus si Chytra live, malah jaringan error. Pada akhirnya iseng aja videocall. Eh, diangkat. Isi videocall terkmvrt, wajah “ketegaran” yang pengen ditampilkan malah lenyap. Argh, sebal aku. Hahahaha Malemnya aku nungguin si Reja, yang katanya abis naik grab mau ngejulid malah kagak jadi. Di sisi lain, Si Riska yang katanya mau menyampaikan berita terupdate selepas sahur, kagak jadi pula. Wkwkwkwwk

Kehilangan bahan obrolan lah kite-kite ni. Hhahahaaa

Hari demi hari lagi-lagi terlalui dengan biasa saja. Setiap obrolan akan berakhir pertanyaan, “Tang lu kapan ke Bogor?.” Saking bertubi-tubi pertanyaan itu, bosen lah aku. Kemudian mencoba memikirkan buat ke Bogor. wkwkwk Dari jatah cuti 2 hari yang aku punya, akhirnya aku berhasil mengajukan cuti 1 hari buat ke Bogor. Hahahaha Alhamdulillah ya. Setelah sekian lama, hampir 2 tahun lamanya aku pun ke Bogor.

Selasa, 20 November 2018.

Awali hari dengan senyuman pada mentari yang sangat bersahabat. Tengah hari, selepas adzan dzuhur berkumandang aku akhirnya menapakkan kaki lagi di AKA. Perguruan tinggi yang akhirnya punya LED “Selamat Datang” dan punya banyak banget bunga bougenville. Tempat saling beli danusan, karena bosen beli danusan sendiri. wkkkkwkwk Hampir setiap hari engga sarapan, langsung ambil satu kotak danusan, jual sendiri beli sendiri. Udah kenyang baru deh tawarin ke temen-temen. Hahahaaa Ada yang udah jadi langganan setiap pagi, selalu beli. Wahai cireng Jurnalika, aku rindu kamu.

Di AKA aku bertemu teman-teman seperjuangan Jurnalika. Reja, mantan pimpinan redaksi yang katanya bakal minta uang pelangkah seandainya para staffnya mau nikah duluan. Pajar, mantan ketua yang udah di kode love love sama sesembak sebelah masih aja enggak peka. wkwwkkkk Riska, bukan mantan Koor Humas tapi ukhti humas yang akan tetap selalu mengabarkan berita terhangat. Tania, mantan kepoesdeem yang udah engga LDRan lagi. Faisal, mantan adek kepoesdeem yang sepertinya sudah mulai lelah jadi tukang roti. Hei kalian, makasih masih mau makan baso bejo bareng aku.

Eh ada lagi, Rani : sobat non-Jurnalika yang terlihat tambah bahagia setelah memasang behel. Hihihhii Aniiii~ Walau engga makan bareng, engga lama juga ketemunya, semoga betah jadi asdosnya yaw.

Seperti pertemuan teman lama pada umumnya, banyak sekali bahan obrolan. Bahkan bisa dibilang kita ngedikte mana aja yang udah atau belum diobrolkan. Hahahaaa Selalu berawal dari AKA dan Jurnalika, kebetulan ada adek tingkat yang masih berstatus mahasiswa dan masih menjabat sebagai petinggi Jurnalika. Terima kasih Yogo telah menjadi informan dadakan. Hahahaaa. Lanjut berkeliling AKA, melihat sekret baru Komponen di Gedung Auditorium lantai 1. Pastinya nengok sekret baru Jurnalika, yang sepertinya kurang pas untuk menjadi tempat ngejulidnya para pers kampus. wkwkwkk Bukan karena luasnya ruangan tetapi karena atapnya bolong, jadi “rencana-rencana” bisa terdengar oleh komponen sebelah. Berhati-hatilah wahai para Anggota Biasa Jurnalika. Hahahaaa

Sayang sekali, aku lupa masuk gedung perkuliahan. Yaps, padahal melihat Mading Explosive secara langsung adalah salah satu rencanaku bila ke Bogor. Mading yang menuai banyak kontroversi gara-gara aku, wkwkwkk . Untunglah aku punya Chiby partner yang super sekali, juga Reja + Pajar atasan yang kadar bodo amatnya mirip-mirip aku. Setelah ngobrolin Jurnalika cukup puas, beralih tempat makan ke Burger King Botani. Obrolan pun beralih topik. Topik Rahasia.

Setelah sholat Maghrib, tibalah waktu perpisahan. Tugu Kujang dan Lawang Salapan menjadi saksi bahwa aku sudah menepati janjiku untuk kembali ke Bogor lagi. Perjalanan pulang di kereta bersama duo mantan (Reja + Pajar) menjadi cikal-bakal potingan ini terangkai. Kereta seakan melaju lebih cepat dari biasanya, karena obrolan julid lebih melebar. wkwkwkwwk Aku pun kembali ke rumah budeku di Pondok Cina, dan keesokan harinya aku kembali ke Yogyakarta. Terima kasih

Hati-hati di jalan pulang buat kalian yang rindu . – Riska, 2018

Untuk Kakak Terbaik : Kak Deri, maaf ya kak. Lintang lupa ngasih tahu kaka kalau Lintang ke Bogor, Lintang Ke Bogor juga dadakan. Mungkin karena udah lama gak kontekan sama kaka jadi Lintang lupa. Hihihiiii Maaf ya kak. Sebagai wujud permintaan maaf, request postingan kaka akan segera lintang kerjakan. Ditunggu aja~ wkwwkwkk

Untuk Tanah Baru 219: Maaf. Sebelum ke Bogor, Lintang udah ngontak si Dimas. Katanya tanggal 20 di Kostan gak ada orang, Dimas + Andry mudik – Firton ke Bandung – Arief udah kerja di Cikarang. Alhasil engga ngontak yang lain, dan melewatkan kesempatan bertemu Firton. Maaf juga buat Bapak Dosen Nandang + Bang Irhan. Waktu tidak memungkinkan Lintang untuk bertamu ke rumah bapak-bapak sekalian.

Semoga di lain kesempatan bisa berjumpa.

- - - - -  - - - - - - - - -  - - - - -  -- - - - -

Harapan di 2019 ini, semoga Allah SWT senantiasa memberi keberkahan kepada kita semua. Semoga di hari-hari kedepan ada anugerah lain yang hadir. Semoga.

        ^ - - - - - - - - - - ^

        ^ - - - - - - - - - - ^