Kesempatan yang Terlewatkan .

Cuaca hari ini di Prambanan, Yogyakarata dari padi hingga siang cerah. Sekitar jam 1 siang, hujan mulai turun, dan sore menjadi begitu sendu. Hari ini hari libur nasional dalam rangka Tahun Baru China. Pada awalnya aku sangat bersemangat, karena hari ini ada diskon besar-besaran untuk novel mandarin dari Penerbit Haru. Awal bangun pagi, langsung cek Shopee terus masukin novel yang dipengen ke keranjang belanja. Nah, tiba-tiba ada chat WA yang mengalihkan perhatian. Obrolannya cukup menggelitik jadi lupa belum checkout novel yang tadi. Pas inget, langsung buka lagi aplikasi Shopee. Dan taraaaa~~ Hilang sudah harapan buat punya buku novel baru. Sedihnyaaa akuuuu~

Rasanya pengen balik ke satu jam yang lalu, langsung beli bukunya. baru buka chat WA. Emang ya kalau anak-anak Berlico tuh pasti karmanya cepet kilat. Hahahahaha Hal ini adalah salah satu dari begitu banyak kesempatan yang terlewatkan di hidup aku. Aku bisa saja menunggu beberapa minggu/bulan lagi sampai ada diskonan lagi. Karena buku bukanlah hal yang harus aku dapatkan saat ini juga. Tapi ada beberapa kesempatan lain yang begitu berpengaruh dalam hidup aku. Beberapa diantaranya:

1. Melewatkan kesempatan kuliah S1 Fisika UNS

Saat pencarian universitas dimulai, aku gagal SNMPTN. Setelah itu, aku harus berjuang menempuh jarak Sukabumi-Cianjur untuk ikut tes SBMPTN. Pilihan pertamaku sebenarnya Pendidikan Fisika UPI, tapi gak lolos. Hasilnya aku keterima di pilihan kedua yaitu Fisika UNS. Beberapa hari setelah itu, aku dapat info kalau aku lolos masuk AKA Bogor. Nah, disini ada dua pilihan yang sangat berbeda. S1 vs D3, Fisika vs Kimia. Aku mulai berpikir apa yang sekiranya aku lebih sukai. Pada akhirnya aku memilih D3 AnKim AKA Bogor. Tapi sampai saat ini, aku belum melanjutkan kuliah ke jenjang S1. Ada beberapa faktor yang membuat aku sangat bimbang. Pernah berpikir, jika aku milih S1 Fisika, mungkin aku sudah tidak perlu pusing-pusing.

2. Melewatkan kesempatan berkerja sebelum wisuda

Ini salah satu kesempatan besar yang aku lewatkan begitu saja. Kalau saja aku sudah bekerja di jabodetabek sebelum wisuda, pastinya aku tidak akan pindah ke Yogyakarta. Kemudian aku bisa datang ke nikahan semua teman-teman SD, SMP, SMA, bahkan kuliah. Entah apa yang aku pikirkan dulu, kenapa aku sama sekali tidak tertarik untuk ikut tes rekrutmen analis perusahaan-perusahaan besar yang datang ke AKA. Sungguh sejatinya aku orangnya malas.

Begitu banyak kesempatan, yang berlalu. Aku tidak bisa kembali ke masa lalu. Ketika kata-kata "andai aja aku begini, begitu, kan jadinya aku bisa ......" mulai menyeruak di kepala, aku akan mengumpulkan hal-hal baik buah dari keputuskanku untuk melewatkan kesempatan tersebut. 

1. Jika aku tidak melewatkan kesempatan kuliah S1 Fisika UNS, aku tidak akan bertemu Mozaik dan Jurnalika. Sahabat-sahabat terbaik, yang masih solid, yang masih kontekan walau jarak berjauhan. Aku juga tidak akan masuk ke Tanah Baru 219, yang obrolannya gila-gilaan mulu. Hahhaha Terakhir, Bogor tidak akan begitu terkenang jika aku tidak pernah menimba ilmu disana.

2. Jika aku tidak melewatkan kesempatan untuk bekerja sebelum wisuda. Maka, aku akan terus menjadi seorang perantau. Aku di Jabotabek, Kakakku di Yogyakarta, Ortu di Sukabumi. Keluarga kecilku tidak akan pernah berdekatan seperti saat ini. Bucketlist Ayahku, untuk punya Toko Burung Angirjatayu tidak akan pernah ada. Dan yang pasti, aku tidak akan masuk Berlico bertemu rekan kerja yang sangat baik, penyayang, saling menjaga, saling berjuang. Oh ya, pastinya gak ada tuh acara-acara aku di setrap suruh bikin presentasi. Hahahahhaaha

Cara terbaik untuk menjalani hidup, adalah bersyukur dengan apapun yang dimiliki. Kembali ke masa lalu, belum tentu menjamin kebahagiaan bukan? Jadi untuk apa menyesali. Pengyoumen, ayo kita sama-sama ambil hal-hal baik saja. \(^.^)~